Cara Memelihara

Senin

Pembuatan Cuka Kayu Organik Sebagai Pupuk Tanaman

Tidak ada komentar :
sukses bisnis - Jika Kayu Dibakar pada ruangan terbuka maka akan menghasilkan abu. Sementara itu, jika dibakar dalam ruang tertutup akan menjadi arang.

Pada saat proses karbonisasi kayu pada arang, juga dihasilkan asap. Asap itu jika didinginkan akan menjadi embun. Embun itu jika dikumpulkan akan diperoleh cairan. Cairan inilah disebut Cuka Kayu (Wood Vinegar). Cairan ini memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah sebagai penyubur
tanaman.
Berikut cara membuat Cuka Kayu (Wood Vinegar) :

Siapkan Bahan

Bahan Baku untuk membuat cuka kayu adalah semua jenis kayu yang tidak terlalu kering, minimal memiliki kadar air 30 %. Contohnya Cumplung Kelapa Muda. Cumplung adalah batok kelapa dengan sabutnya. Bahan ini mudah didapat dan cukup murah. Biasanya didapat dari penjual es kelapa muda yang cumplungnya dijadikan sebagai limbah.

Pembakaran Bahan

Bahan Baku Tadi dimasukkan dalam tungku pembakaran sampai penuh. Pastikan Ruang pembakaran tertutup rapat, agar asapnya tidak bocor. Asap bocor mengurangi hasil cuka kayu. Hanya mulut tungku saja yang terbuka. Kemudian, nyalakan api melalui mulut tungku. Gunakan kayu bakar kering untuk membantu pembakaran, karena bahan bakunya masih basah. Setelah cumplung tadi mulai membara, kayu bakar tadi tidak usah digunakan lagi. Supaya pembakaran sempurna, api di mulut tungku harus terus menyala.

Menampung Embun

Asap dari pembakaran cumplung tadi akan masuk ke ruang penampungan asap, sekaligus sebagai pendingin. Usahakan apai agar terus menyala, agar asap terus bertambah Asap penampungan akan keluar melalui lubang pembuangan. Asap dialirkan melalui dalam pipa tanah melalui corong diatas lubang pembuangan. Buluh bambu basah dalam pipa akan mendinginkan asap sehingga terkondensasi menjadi embun. Embun akan mengalir ke bawah dan menetes melalui pipa pengembunan. Embun dapat ditampung didalam wadah, misalnya ember. 1,5 kubik cumplung akan menghasilkan cuka kayu sebanyak 20 liter.

Simpan Sebulan

Embun tadi yang telah dikumpulkan tadi ke dalam ember sekarang kita masukkan ke dalam botol tertutup atau jirigen tertutup. Simpanlah dalam ruangan yang teduh, jangan terkena sinar matahari. Simpanlah selama satu bulan. Cairan embun tadi akan terfermentasi secara alami. Jadilah cuka kayu. Cuka kayu ini berbau asap dan dingin. Cuka kayu itu terdiri dari tiga lapis. Lapisan bawah yang berwarna hitam pekat adalah lapisan tir. Lapisan tipis paling atas yang berwarna kekuningan adalah minyak yang bisa digunakan untuk minyak bakar. Terahkir, lapisan di tengah itulah yang disebut Cuka Kayu. Cuka Kayu siap digunakan.

Komposisi Cuka Kayu dan Bahan

  • Asam Asetat : 58,4 %
  • Asam Propionat : 1,8 %
  • Methanol : 2,1 %
  • Furfural : 1,7 %
  • Aceton : 0,2 %
  • Cyclotene : 2,3 %
  • 2-Cyclopentenon : 0,5 %
  • Furfuryl Alcohol : 0,3 %
  • Guaiacol : 0,6 %
  • Tetrahydro furfuryl Alcohol : 1,0 %
  • Paracresolmethacresol : 1,4 %
  • 2-Methoxy-4-Cresol : 1,3 %
  • Orthocresol : 1,2 %
  • Nonane-1,4-Olide : 0,7 %
  • Methyguaiacol : 0,3 %
  • Keterangan : % dalam 15,8 % materi organik dalam cuka kayu,
  • kadar air 84,2 %

Tungku Pembakaran

Tungku Pembakaran Cuka Kayu sangat sederhana dan mudah dibuat. Modifikasi tungku pembakaran arang tradisional. Ada penambahan ruang pendingin dan pipa pengembunan. Tungku ini dibuat dari batu bata yang disemen berukuran Panjang 2 meter, lebar 1 meter dan Tinggi 1 meter. Mulut tungku 0,5 meter X 0,5 meter. Dibelakang tungku utama dibuat ruang 1 meter² untuk penampung asap. Lubang keluar asap dibuat dibagian belakang atas ruang pendingin.

Diatas lubang asap itu dipasang pipa tanah liat (Gerabah) sepanjang 3 m diameter lubang ±15 cm. Posisi pipa miring agar embun dapat mengalir ke bawah. Ujung pipa berbentuk corong untuk menangkap asap, supaya asap tidak terbuang. Didalam pipa dipasang batang bambu basah, supaya asap dingin dan menjadi embun. Pasang talang di ujung pipa atas dan bawah sebagai tempat aliran embun. Siapkan wadah (Ember atau kaleng) sebagai penampung cairan embun yang menetes.

by Reika Orchid Nursery

Tidak ada komentar :

Posting Komentar