Kamis
Kisah Dibalik Breeding Merpati Pos Racing
pegion winner - Awalnya saya terobsesi dengan salah satu burung di kandang, sebut saja jantan A. Karena anaknya jantan B cukup berprestasi sayang induknya tidak ada di saya. Sepanjang yang saya tahu induk burung jantan A, jantannya ada di Bekasi dan betinanya di Jakarta. Timbul pertanyaan saat itu bagaimana memunculkan burung seperti jantan A lagi supaya saya bisa mencetak burung seperti jantan B. Mungkinkah merekonstruksi ulang dengan bermodalkan saudara dan keturunan yang ada di kandang?Saat itu di forum Racing Pigeon Indonesia pak David Hendrajana menjawab dengan komentar kira-kira begini,”Mas Nino kenapa jadi pusing. Lupakan jantan A dan kedua induknya. Sudah jelas-jelas jantan B melampaui kedua induknya. Jantan B sudah lebih maju dibanding induknya. Mulai saja breeding dengan awal jantan B sebagai pondasi.” Komentar pak David sangat mengena saat itu. Kenapa saya jadi terlalu rumit mikirnya, menoleh terlalu jauh ke belakang. Mungkin juga tanpa disadari karena pemahaman yang salah kaprah. Sering kali banyak pemain bilang,”Ga usah takut hilang selagi induknya masih di kita. Gabur terus sampai hilang tidak apa-apa”
Apa betul kalo induknya masih dikita bisa muncul burung istimewa lagi ? Belum tentu ! Probabilita kemunculan sang jawara ini sangat kecil bila hasil silang luar (out cross). Saya pakai contoh dari kandang sendiri ya…. Kemunculan 009 di SB perbandingannya 2:14. Dari 14 bersaudara hanya 2 yang memiliki ciri yang superior. Dari 2 pun hanya satu yang lolos uji dasar di kandang SB. Tahun ini cetak lagi, sudah 10 saudaranya dan hanya 2 ekor lagi ciri itu muncul. Keduanya pun belum tentu lolos uji dasar tahun depan.
Sekarang mari kita tarik ke arah breeding, kita fokuskan pada hukum pewarisan sifat. Konsep dominan dan resesif tentu tidak asing buat kita semua. Tapi lautan breeding tidak sesederhana itu, tidak hanya hitam dan putih. Ada lagi satu kondisi abu-abu di mana situasinya diantara keduanya . Pada literatur biasa disebut intermediate inheritance. Situasi ini tercipta saat salah satu gen berusaha untuk mendominasi gen lain, tetapi tidak berhasil. Hingga kadang juga disebut dengan istilah incomplete dominance. Situasi dimana terjadi peleburan sempurna antara 2 gen yang berbeda. Peleburan ini sering kali melahirkan induividu yang melampaui kemampuan leluhurnya. Suatu generasi yang jauh lebih maju dibanding kedua induknya. Kemunculan generasi inilah sebenarnya yang ditunggu-tunggu oleh para breeder. (Note: Saya skip kondisi Ko-Dominan, agar lebih fokus bahasannya)
Berbekal pemahaman yang benar membuat kita lebih mawas diri saat melombakan merpati kesayangan kita. Bahwa tidak sepenuhnya benar paham,”Terbangkan saja sampai hilang. Toh induknya masih ada…” Silahkan tunggu kemunculan sang jawara kalo memang semudah itu. Atau paham,”Hilang tidak apa-apa… Toh saudara satu tetasannya masih ada…” Belum tentu sama dengan sang jawara kualitasnya meskipun itu saudara kandungnya sekali pun. Sang jawara adalah individu unik yang terlahir dengan segala kelebihannya.
Jika sudah jelas resikonya, baru kita bisa memutuskan lanjut lomba atau tahan. Namanya saja main game, berarti ada strategi bermainnya. Jangan sampai terlalu banyak "pilot error"-nya. Ini juga sebabnya kenapa tidak disarankan untuk kandang-kandang yang baru mulai dengan mudah menjual burung juaranya. Karena belum tentu muncul lagi. Bila setiap juara dijual, kapan kualitas kandangnya dapat meningkat. Lain kasusnya bila kandang lama dengan stock juara yang sudah banyak dan koloninya sudah membentuk keluarga juara.
oleh : mas nino
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar